Pakar adalah sebuah sistem yang menghasilkan keputusan atas dasar basis pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ahli, penerapan sistem pakar meliputi bidang-bidang diantaranya dalam mengambil keputusan strategis organisasi, keputusan untuk mendiagnosis penyakit, memberikan bantuan untuk pengobatan penyakit yang didiagnosis, dan lain sebagainya (Kartikeyn, Desai, 2015).
Kepakaran adalah suatu pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan, membaca, dan pengalaman. Kepakaran memungkinkan para ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada seseorang yang bukan pakar (Sutojo, 2017).
Data merupakan sekumpulan teks, angka, dan simbol yang bersumber dari fakta, namun belum memiliki arti. Data diperoleh berdasarkan fakta-fakta baik secara pengukuran ataupun pernyataan yang tidak bisa diukur, untuk dapat memberikan sebuah arti maka data harus diolah agar menghasilkan suatu informasi. Contoh : 1, 2, 3, Sani, Bobby, Nary, dll (Advernesia, 2017).
Informasi merupakan hasil output dari sebuah pengolahan data baik secara bahasa ataupun matematis, dalam perkembangan saat ini data diolah menggunakan bantuan komputer yakni secara komputasi. Setelah data tersebut diolah menjadi sebuah informasi, maka data itu mempunyai arti atau pengetahuan. Contoh : 1, 2, 3 adalah list angka yang merupakan absen mahasiswa (Advernesia, 2017).
Pengetahuan merupakan kesimpulan dari sebuah informasi yang telah memperoleh pengetahuan, secara fundamental pengetahuan dapat berupa memperoleh serangkaian fakta dan menggunakan informasi untuk memecahkan suatu masalah. Contoh : Nomor absen 3 bernama Nary (Advernesia, 2017).
Kelebihan
Sistem Pakar, diantaranya :
i. Mendukung orang awam untuk menyelesaikan
perkara tanpa dukungan pakar.
ii. Menyandang kemampuan untuk mengakses
kepakaran dan keahlian para ahli, baik yang biasa ataupun yang langka.
iii. Meningkatkan kualitas dan produktifitas.
iv. Selaku asisten para ahli sehingga memudahkan
pekerjaan para ahli.
v. Dapat menyesuaikan waktu dalam pengutipan
hasil.
i. Tidak ada jaminan bahwa sistem pakar memuat
100% kepakaran yang diperlukan.
ii. Biaya untuk arsitektur, mengimplementasikan
dan merawat bisa sangat mahal terkait seberapa lengkap kemampuan tersebut.
iii. Pembangunan sistem pakar terkait ada tidaknya
pakar dibidangnya sehingga pembangunannya mendapatkan hambatan (Syahromi, 2016).
a. Forward Chaining atau Perambatan Maju merupakan
aturan-aturan diuji satu per satu dalam urutan tertentu, urutan tersebut berupa
aturan ke dalam perangkat aturan atau dapat juga urutan lain yang ditentukan
oleh pemakai. Dalam pengujian tersebut sistem pakar akan mengevaluasi apakah
kondisinya benar atau salah. Apabila kondisinya benar, maka aturan tersebut
ditembakkan dan aturan berikutnya diuji. Apabila kondisinya salah, maka aturan
tersebut tidak ditembakkan dan aturan berikutnya diuji. Mekanisme pengujian
aturan satu demi satu berlanjut sampai putaran lengkap melalui seluruh
perangkat aturan, ketika tidak ada lagi aturan yang dapat ditembakkan maka
mekanisme penalaran berhenti.
b. Backward Chaining atau Perambatan
Mundur merupakan inference engine memilih suatu aturan dan menganggapnya
sabagai masalah yang harus diselesaikan, dengan menggunakan perangkat aturan inference
engine mulai mengevaluasi dari variabel sasaran. Kemudian diikuti dengan
pemilihan salah satu subproblem untuk dievaluasi, dan subproblem yang terpilih
akan dievaluasi sebagai masalah baru. Inference engine terus mencari
subproblem untuk menjadi masalah baru yang akan dievaluasi sampai dengan tidak
ada lagi subproblem yang ditemui, tanpa harus mempertimbangkan seluruh aturan
dan tidak membuat beberapa aturan melalui perangkat aturan (Susatyono, 2021).
a. Masalah pada penelitian tersebut yakni
meneliti dalam hal membantu setiap petani dalam menentukan pilihan pengobatan,
karena banyaknya penyakit pada tanaman jagung saat ini yang membuat petani
susah mendapatkan hasil karena mereka tidak dapat melakukan pendiagnosaan yang
tepat sehingga tingkat produktivitas menurun.
b. Proses pembuatan sistem pakar ini metode
kepastiannya teorema bayes dimana metode ini didasarkan dari kondisi awal
dimana kondisi awal tersebut merupakan kondisi gejala-gejala yang ada kemudian
dikenakan aturan yang sudah ditentukan lalu diambil nilai kebenaran yang paling
besar untuk menentukan kesimpulan dan solusi dari gejala yang disebutkan
sebelumnya. Dengan menggunakan teorema bayes ini adalah untuk mendiagnosa
penyakit pada tanaman jagung dan gejala-gejala yang menyebabkan penyakit
tersebut.
c. Pada penelitian tersebut, metode forward
chaining digunakan untuk melakukan diagnosa hama yang menyerang tanaman padi
dengan melihat ciri-ciri yang muncul pada tanaman tersebut, sistem pakar untuk
mendiagnosa hama dan penyakit tanaman bawang merah menggunakan certainty
factor. Penelusuran fakta tersebut menggunakan forward chaining
yakni penelusuran yang dimulai dari fakta-fakta untuk menguji kebenaran hipotesis,
sebuah penalaran dimana adanya penambahan fakta baru yang mengakibatkan adanya
ketidakpastian. Maka dapat digunakan penalaran statistik, teori Bayes
digunakan sebagai alat pengambil keputusan untuk memperbaharui tingkat
kepercayaan diri dari sebuah informasi atau pengetahuan, dimulai dari
perancangan sistem hingga implementasi sistem untuk melakukan pembangunan Aplikasi
Sistem Pakar.
d. Kesimpulan dari penelitian tersebut dengan
membangun Aplikasi Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung
yang dapat menyelesaikan masalah yakni dapat menampilkan hasil diagnosa dengan
cepat dan tepat berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh pengguna, hasil
diagnosa yang ditampilkan dihitung secara otomatis oleh sistem aplikasi yakni
banyaknya gejala yang dipilih oleh pengguna dibagi dengan banyaknya gejala yang
dimiliki suatu penyakit.
Referensi
Advernesia. (2017). Data | Pengertian Data
Informasi dan Pengetahuan. Advernesia.Com.
Kartikeyn,
Desai, dan D. (2015). Sistem Pakar.
2(October), 765–770.
Munarto,
R. (2018). Sistem Pakar Diagnosis. 14(1), 75–86.
Susatyono,
J. D. (2021). Sistem Pakar : Kajian Konsep & Penerapannya.
Sutojo, dkk. (2017). Kepakaran. 9–29.
Syahromi.
(2016). Bab 2 landasan teori. Aplikasi Dan Analisis Literatur Fasilkom UI,
4–25.